Rabu, September 14

PELUANG BUDIDAYA ARTEMIA UNTUK MASA YANG AKAN DATANG



REMBANG - Sejak terpuruknya usaha budidaya udang windu diwilayah Utara Pantai Utara Jawa dengan kegagalan panen udang serta terjadinya krisis moneter sejak tahun 1998 diikuti makin turunnya harga ikan bandeng serta harga garam. Perekonomian petani tambak pada umumnya mengalami kelesuan.
Artemia merupakan salah satu dan harapan komoditas baru melihat peluang pasar yang sangat besar, tekhnologi budidaya yang sederhana, tahan dengan penyakit, serta prediksi keberhasilan mencapai 80-90% produk basah dan 70-80% produk kering Dengan peluang keberhasilan mencapai 80-90%. Berikut ini adalah sample laporan yang pernah saya buat waktu kuliah di Unnes Semarang 2007, dengan Lokasi di Kecamatan Rembang dan Lasem Kabupaten Rembang:

BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Sudah menjadi suatu mitos yang berkembang ditengah-tengah masyarakat bahwa Indonesia memiliki kekayaan laut yang berlimpah, baik sumber hayatinya maupun non hayatinya, walaupun mitos seperti itu perlu dibuktikan dengan penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif.  Terlepas dari mitos tersebut, kenyataannya Indonesia adalah negara maritim dengan 70% wilayahnya adalah laut, namun sangatlah ironis sejak 32 tahun yang lalu kebijakan pembangunan perikanan tidak pernah mendapat perhatian yang serius dari pemerintah.
Implikasi dari tidak adanya prioritas kebijakan pembangunan perikanan tersebut, mengakibatkan sangat minimnya prasarana perikanan di wilayah pesisir, terjadinya abrasi wilayah pesisir dan pantai, pengrusakan ekosistim laut dan terumbuh karang, serta belum teroptimalkannya pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan.
Pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan di wilayah Indonesia belum sepenuhnya dapat dioptimalkan. Hal ini dikarenakan tidak ada tindak lanjut dari pemerintah maupun masyarakat setempat, sehingga sesuatu yang sudah dimulai menjadi terbengkalai dan ditinggalkan karena dianggap tidak menguntungkan lagi. Hal ini dialami oleh sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di daerah pesisir, seperti yang terjadi di kabupaten Rembang.
Daerah Rembang adalah kawasan yang secara geografis maupun sosial masyarakatnya merupakan daerah yang sangat berpotensi akan pengembangan budidaya artemia. Masyarakat disini memiliki pengertian kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka serta menganggapnya sebagai kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas (Linton, 1936, 91). Suatu masyarakat sebenarnya merupakan sistem adaptif, oleh karena masyarakat merupakan wadah untuk memenuhi berbagai kepentingan dan untuk dapat bertahan.
Kabupaten Rembang mempunyai musim kemarau yang lebih panjang dibanding dengan wilayah utara jawa tengah pada umumnya, sehingga pengembangan usaha tambak garam diharapkan dapat menghapus atau mengurangi pandangan masyarakat petani tambak garam akan kelesuan usaha dan mati surinya industri budi daya udang windu di Indonesia pada umumnya dan di daerah Rembang pada khususnya.
Luas tanbak di Kabupaen Rembang mencapai 1.337,33 Ha. Pada musim hujan tambak – tambak tesebut dipakai untuk budidaya ikan (bandeng) dan juga udang. Namun bila memasuki musim kemarau tambak-tambak tesebut beralih fungsi menjadi penghasil garam rakyat.
Agar petani tambak di daerah Rembang tidak patah arang, diharapkan pemerintah menjadi motivator, mediator, dan fasilitator harus terus memberikan semangat, bantuan sarana-prasarana serta jalan keluar baik dari segi teknis maupun non teknis.
Melihat pemeliharaan atau budidaya artemia, yang merupakan pakan udang biotic dimana dapat diterapkan melalui sistem tumpang sari, yaitu dengan memeliharanya di perairan, kolam atau tambak garam. Sehingga fungsi tambak tersebut memiliki peran ganda dan bertambah pula keuntungan yang diperoleh, selain itu pemeliharaan artemia juga terkesan mudah dan praktis. Oleh karena itu, sekiranya perlu adanya perhatian yang lebih dari pemerintah terhadap situasi seperti ini, dengan pertimbangan peningkatan kesejahteraan masyarakat petani tambak dan dampak yang ditimbulkan bagi sektor lainnya, seperti udang Vaname yang sudah menembus pasar ekspor global. Pemerintah selain menjadi motivator, mediator dan fasilitator, diharapkan juga melakukan tindak lanjut terhadap pengembangan hal tersebut, baik secara teknis maupun non teknis. Dengan kata lain, pemerintah ikut berpartisispasi dalam pemgembangan budidaya artemia dalam negeri.
Dari pemikiran diatas, perlu dipikirkan bagaimana upaya pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mengadakan kerjasama sosialisasi guna memberi penyuluhan agar petani tambak khususnya di daerah Rembang mau beralih menjadi petani tambak artemia. Karena dengan kesungguhan tekad dan keahlian yang memadai, Indonesia dapat menjadi negara argo industri yang sangat maju. Apalagi potensi budidaya artemia di negara Indonesia, khususnya di daerah Rembang sangat berpotensi, dan tentunya daerah lain juga mampu mengembangkan artemia juga. Maka melalui tulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran yang nantinya dapat menjadi perbaikan demi perkembangan kemajuan sistem ekonomi masyarakat petani tambak tradisional dan peningkatan kehidupan petani tambak di Rembang pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, menjadi lebih baik dan sejahtera.
Melihat kenyataan seperti yang telah dipaparkan diatas, maka kami akan mengkaji secara lebih mendalam pada karya tulis ini, yang kami beri judul dengan: “Budidaya Artemia Sebagai Langkah Mengembangkan Perekonomian Masyarakat Petani Tambak Garam (Studi Masyarakat Petani Tambak Garam di Kabupaten Rembang)


B.     RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan diangkat dan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini mencakup :
-       Mengapa artemia sangat perlu dibudidayakan, khususnya di wilayah perairan Rembang?
-       Bagaimana teknik pembudidayaan artemia oleh masyarakat petani tambak di daerah Rembang?

C.    TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam karya tulis ilmiah ini adalah :
  1. Menjelaskan mengapa artemia sangat perlu dibudidayakan khususnya di wilayah perairan Rambang.
  2. Menjabarkan tentang teknik pembudidayaan artemia oleh masyarakat petani tambak di daerah Rembang.
D.    MANFAAT PENULISAN
Melalui penulisan karya tulis ilmiah ini, manfaat yang diperoleh antara lain memiliki kegunaan :
  1. Kegunaan IPTEK
Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang artemia khususnya bagi petani tambak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani tambak di Rembang.
  1. Kegunaan Ekonomis
-         Artemia merupakan hewan yang sangat mudah dibudidayakan
-        Artemia tahan terhadap kondisi yang buruk serta tahan penyakit mempunyai nilai ekonomis yang tinggi (Rp 150.000 – Rp250.000/kg basah).
-         Lingkungan ekologisnya sangat cocok dengan lahan tambak garam

BAB II
TELAAH PUSTAKA
ARTEMIA
Artemia merupakan jenis udang renik tingkat sederhana, seukuran lalat yang mampu hidup di perairan dengan salinitas tinggi. Artemia bukan hewan asli Indonesia (hidup di danau air asin di benua Amerika, Eropa, dan Cina). Artemia pertama ditemukan oleh Schlosser (1755). Di danau air asin dan Linnneus (1758) dan di beri nama artemia salina dari kata salinitas.
Klasifikasi artemia sbb:
-          Filum               : Arthropoda
-          Kelas               : Crustacean
-          Subkelas          : Branchiophoda
-          Ordo                : Anastraca
-          Famili              : Artemiidae
-          Genus              : Artemia
-          Spesies            : Artemia
Ada beberapa jenis artemia di dunia yaitu : Artemia Salina, Artemia Francistana, Artemia Monica dll.
Artemia secara alami hidup di danau air asin di berbagai ( Great Salt Lake Utah US, China, Rusia, Brasil, Tunisia, Kanada, Afrika Selatan, Mesir ) dan bukan hewan asli Indonesia. Artemia merupakan makanan utama pada pembenihan udang, ikan dan kepiting yang mempunyai kandungan protein tinggi.
Kista atau telur artemia adalah telur yang di lindungi oleh cangkang / korion pada fase cryptobiosios  / tidur. Telur artemia pada perlakuan tertentu mampu bertahan hidup embrionya sampai 1 tahun lebih.
Kandungan nutrisi artemia sebagai pakan alami yang tak tertandingi :
Jenis Nutrisi
Komposisi
Protein
Karbohidrat
Lemak
Air
Abu
40-60
15-20
15-20
1-10
3-4

Siklus hidup artemia adalah sebagai berikut :
Cara makan artemia adalah daengan menyaring setiap makanan dan tidak melakukan selektif makanan ( filter feeder ). Di alam makanan alami artemia adalah plankton. Artemia merupakan jenis hewan yang mempunyai ketahanan hidup ekologik yang sangat ekstrim :
Ø  Mampu hidup pada perairan yang bersalinitas rendah dan sangat tinggi (15 ppt – 300 ppt ) di mana hewan lain tidak mampu.
Ø  Tahan terhadap kondisi  O2 yang sangat rendah.
Telur (Cysta) di gunakan sebagai pakan pembenihan udang, kerapu atau ikan ekonomis tinggi, di karenakan kandungan nutrisi artemia sangat tinggi.. Kandungan nutrisi yang penting adalah asam lemak dan asam amino. Asam lemak yang penting di antaranya asam miristrat, palmitat, stearat, oleat, linoleat, EPA dan DHA. Sedangkan jenis asam aminonya asam aspartat, valin, metionin, isoleusin dan lisin sangat sempurna untuk pertumbuhan benih ikan dan ikan  (Mardanu, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang;2005).
Komposisi kimia artemia :
PARAMETER
KANDUNGAN %
KADAR AIR
87,37
KADAR ABU
0,95
KADAR PROTEIN
9,38
KADAR LEMAK
4,28
Sumber : BRKP

TAMBAK GARAM
Tambak Garam adalah lokasi yang berpetak-petak untuk mengolah air laut menjadi Kristal garam dengan bantuan sinar matahari, biasanya dilakukan pada musim kemarau. (Ketut Wahyuhadi, Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut;2005).
PETANI GARAM
Petani Garam adalah individu yang mengolah dan memasarkan hasil dari tambak garam. Petani tambak garam umumnya tinggal di daerah pesisir utara Jawa. Petani tambak garam adalah profesi sampingan untuk menambah pendapatan yang dapat memperbaiki perekonomian petani (Mardanu, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang;2005).
PERSYARATAN LOKASI
Ø  Lokasi  tambak  merupakan  tambak  garam  pada  musim  kemarau
Ø  Tersedianya Sumber Daya Manusia yang memadai
Ø  Mudah mendapat air laut
Ø  Mudah mendapatkan sarana dan prasarana produksi guna menunjang kegiatan
Ø  Bebas  pencemaran  lingkungan  dari limbah kimia.
Ø  Adanya  industri  pembenihan  udang / ikan seperti HSRT, dll.
Ø  Curah Hujan sedikit

BAB III
METODE PENULISAN

u  Pendekatan Penulisan
Pendekatan yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan kajian  kepustakaan. Pemilihan pendekatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara cermat mengenai keadaan atau gejala tertentu pada objek kajian para petani tambak dalam membudidayakan artemia di wilayah Rembang.
u  Pengumpulan Data
Teknik data yang dilakukan dalam penelitian adalah :
  1. Observasi
Peneliti melakukan penelitian secara langsung pada masyarakat setempat. Sampel yang penulis ambil dalam masyarakat adalah di Desa Gedongmulyo, Lasem, Kabupaten Rembang.
  1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Dalam karya tulis ini menggunakan jenis wawancara erbuka dan merupakan penelitian kalitatif yang mana subjeknya mengetahui bahwa mereka sedang di wawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan tujuan wawancara itu. Wawancara dilakukan dengan masyarakat petani tambak desa Gedongmulyo, Lasem, Kabupaten Rembang.
  1. Dokumentasi
Penulis melakukanm pengumpulan data yang berhubungan erat dengan dokumen yang menggunakan kajian teratur sekaligus sebagai pisau analisis dari data yang diperoleh dilapangan.
  1. Analisis data
Data yang diperoleh dari lapangan diolah sehingga diperoleh keterangan-keterangan yang berguna, selanjutnya dianalisis :Analisis data menggunakan model diskriptif yaitu upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus untuk menjelaskan budidaya artemia pada masyarakat petani tambak di Rembang.
u  Sumber Kajian
Sumber kepustakaan yang digunakan dalam karya tulis ini antara lain terdiri dari buku-buku yang relevan dengan tema penulisan surat kabar, makalah, hasil penelitian dan data-data relevan lain yang didapat dari internet. Selain itu dilakukan oleh observasi dan dari sumber data tersebut dijadikan patokan untuk menganalisis permasalahan yang diangkat dalam penarikan simpulan dan rekomendasi.
u  Prosedur Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Pedoman penyusunan karya tulis ilmiah ini melalui tahapan-tahapan penulisan yang sistematis sehingga di harapkan akan dihasilkan karya tulis ang komprehensif dan terstruktur.
Adapun tahapan penulisan karya tulis ini adalah
(1)   Menentukan tema dan topik penulisan
(2)   Merumuskan masalah dan tujuan
(3)   Mengumpulkan sumber-sumber dan verifikai
(4)   Intepretasik data, meliputi analisis dan sintesis
(5)   Merumuskan alternatif pemecahan masalah.
(6)   Menarik kesimpulan
(7)   Menyusun karya tulis.

............dsb..........           

2 komentar:

  1. Jual artemia sebagai pakan alami larva ikan dan udang. Tersedia juga spirulina, ovaprim, multivitamin dll. Untuk informasi selengkapnya silahkan hubungi no HP 081 2841 280.
    Terima kasih
    Yanto, Pemalang-Jateng.

    BalasHapus
  2. Jual cyst/telur artemia sebagai pakan alami larva ikan dan udang. Tersedia juga spirulina, ovaprim, multivitamin dll. Untuk informasi selengkapnya silahkan hubungi no HP 0812 2841 280.
    Terima kasih
    Yanto, Pemalang-Jateng.

    BalasHapus

Masukan apapun pastinya suara anda akan sangat dihargai... Tanxs